Kronologi Polisi Bubarkan Konvoi Simpatisan Pesilat PSHT: Sempat Ricuh di Pakis, Tutup Jalan di Malang

Reporter

Ashaq Lupito

Editor

Dede Nana

04 - Jul - 2025, 09:46

Kapolres Malang AKBP Danang Setiyo P.S. (kanan) saat memimpin pengamanan sekaligus pembubaran simpatisan perguruan silat PSHT yang sempat menutup jalan hingga memicu kericuhan pada sejumlah titik di Kabupaten Malang pada Jumat (4/7/2025). (Foto: Humas Polres Malang for JatimTIMES)

JATIMTIMES - Polres Malang membubarkan aksi penggembira atau simpatisan perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Jumat (4/7/2025). Langkah tersebut dilakukan pihak kepolisian usai ratusan simpatisan pesilat PSHT tersebut menutup jalan hingga memicu kericuhan di sejumlah titik di Kabupaten Malang.

Sebagaimana diberitakan, ratusan simpatisan perguruan silat PSHT dilaporkan sempat menutup akses jalan di ruas Jalan Raya Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Aksi menutup akses jalan raya yang terjadi pada Jumat (4/7/2025) sekitar pukul 01.00 WIB tersebut, sempat mengganggu arus lalu lintas Malang-Blitar.

Baca Juga : Meriahkan HUT Ke-13, Savana Hotel & Convention Malang Gelar Fun Color Walk

Personel Polres Malang yang saat itu mendapat laporan diterjunkan menuju lokasi untuk melakukan penertiban. Massa yang didominasi dari luar daerah Kabupaten Malang tersebut akhirnya dibubarkan secara persuasif oleh aparat kepolisian.

Sebelumnya, pada saat yang bersamaan, Jumat (4/7/2025) dini hari, aksi konvoi simpatisan pesilat PSHT juga sempat terjadi di Kecamatan Pakis. Dari video viral yang beredar, rombongan ratusan simpatisan PSHT tersebut terlihat menutup akses jalan.

Di sisi lain, sejumlah rombongan konvoi pesilat PSHT yang terkonfirmasi berasal dari sejumlah wilayah di Jawa Timur tersebut, juga sempat membunyikan klakson secara berlebihan. Mereka juga memainkan gas atau dikenal dengan istilah blayer-blayer.

Aksi dari rombongan pesilat PSHT tersebut kemudian memicu terjadinya kericuhan. Warga mengeluh jam istirahat terganggu lantaran terjadi saat dini hari. Akibat adanya konvoi dan aksi menutup jalan tersebut juga mengakibatkan akses lalu lintas sempat tersendat.

Ketika dikonfirmasi, Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar membenarkan adanya aksi konvoi dari rombongan pesilat PSHT di Kecamatan Pakis tersebut. Namun demikian, pihaknya memastikan saat ini situasi kembali kondusif.

"Benar, karena lokasi giat pengesahan (warga baru PSHT) kan di Pakis. Namun petugas pengamanan saat itu telah mengimbau kepada penggembira untuk kembali dan tidak mendekat ke lokasi pengesahan," ujarnya kepada JatimTIMES, saat dikonfirmasi Jumat (4/7/2025) malam.

Sebelum terjadi aksi konvoi hingga penutupan jalan oleh rombongan PSHT, diakui Bambang, Polres Malang telah mengerahkan 482 personel gabungan untuk melakukan pengamanan. Pusat pengaman saat itu difokuskan di Kecamatan Pakis yang menjadi lokasi pengesahan warga PSHT.

Selain di wilayah Kecamatan Pakis, personel gabungan juga diterjunkan untuk melakukan pengamanan dan penyekatan pada sejumlah titik di Kabupaten Malang. "Mereka menerobos menuju arah Pakis, ada dari beberapa wilayah, karena kan memang banyak jalan untuk menuju ke arah Pakis," ujarnya.

Semula, ada sebagian peserta konvoi dari arah Kota Malang yang hendak menuju ke Kecamatan Pakis. Namun, petugas yang melakukan penyekatan kemudian mengimbau mereka untuk kembali.

"Di wilayah Polsek Pakis juga dilakukan penyekatan, karena lokasinya (pengesahan warga PSHT) kan memang di Kecamatan Pakis," ujarnya.

Hasilnya, sejumlah petugas mendapati ada sebagian peserta konvoi yang hendak melewati lokasi penyekatan di Kecamatan Pakis tersebut. Mereka kemudian diimbau untuk kembali dan tidak melanjutkan konvoi.

Baca Juga : Daftar Wahana Ekstrem Jatim Park Group, Ada yang Pernah Telan Korban

"Mereka (yang konvoi) ini penggembiranya, bukan peserta yang disahkan sebagai warga baru dari PSHT. Mereka penggembira dari berbagai wilayah," ujarnya.

Aksi konvoi simpatisan PSHT tersebut akhirnya memicu terjadinya kericuhan pada sejumlah titik di Kecamatan Pakis. Termasuk di kawasan Exit Tol Pakis hingga Saptorenggo sebagaimana yang juga viral di media sosial.

"Kejadian di Pakis itu karena miskomunikasi, ada para penggembira yang kendaraannya atau kenalpotnya tidak sesuai spesifikasinya. Sehingga dianggap mengganggu jam istirahat, kan jam segitu (dini hari)," tuturnya.

Bambang memastikan, kericuhan antara warga dan simpatisan PSHT tersebut tak berlangsung lama. Petugas kepolisian saat itu mendatangi lokasi kejadian dan segera membubarkan konvoi secara humanis hingga akhirnya situasi kembali kondusif.

"Waktu dikembalikan dari Pakis (ke daerah asal peserta konvoi) itu pun dibelakangnya di dampingi dari petugas pengamanan. Tujuannya supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sehingga kami sarankan untuk kembali secara humanis," tuturnya.

Bambang menyebut, pembubaran aksi konvoi tersebut telah sesuai dengan kesepakatan. Di mana, pada maklumat yang telah disepakati terdapat 16 poin yang harus ditaati oleh semua perguruan silat termasuk yang ada di Kabupaten Malang. Isinya antara lain mencakup larangan konvoi, penggunaan knalpot brong, membawa senjata tajam, hingga penggunaan atribut perguruan silat saat bepergian.

"Jadi sudah disepakati oleh perguruan silat di Kabupaten Malang, bahwa kegiatan pengesahan warga baru dari PSHT ini hanya dilaksanakan oleh rayon Malang. Sedangkan untuk penggembiranya termasuk yang ada di Malang kan tidak boleh (ikut serangkaian pengesahan termasuk konvoi)," ujarnya.

Usai personel gabungan termasuk dari Polsek Pakis dikerahkan untuk membubarkan massa, para peserta konvoi akhirnya kembali ke daerah masing-masing. "Sementara tidak ada laporan (korban jiwa maupun luka-luka). Ada petugas gabungan yang bergerak cepat waktu itu, (saat pembubaran konvoi) dari belakang kami kawal supaya tidak terjadi tindakan anarkis baik dari penggembira yang kami imbau kembali maupun gesekan dengan masyarakat," ujarnya.

Bambang menyebut, proses pengawalan pembubaran aksi konvoi tersebut turut di dampingi petugas gabungan dari Polsek Pakis bersama anggota Polres Malang. "Kami dampingi (kawal) sampai di perbatasan Pakis, kami minta untuk segera kembali pulang," pungkas Bambang.