Bupati Mas Rio: Triple Helix Bukan Teori, Tapi Alat Nyata Bangun Situbondo
Reporter
Wisnu Bangun Saputro
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
02 - Oct - 2025, 06:13
JATIMTIMES - Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo atau akrab disapa Mas Rio, menegaskan arah baru pembangunan daerah dengan menempatkan konsep Triple Helix sebagai strategi utama.
Model kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan dunia usaha itu diyakini akan menjadi kunci percepatan kemajuan Situbondo.
Baca Juga : Personel Dalmas Rayon 3 Jajaran Polda Jatim Ikuti Latihan Peningkatan Kemampuan di Polres Situbondo
Mas Rio menilai, tantangan pembangunan daerah tidak bisa ditangani hanya dengan mengandalkan satu sektor. Dengan pendekatan Triple Helix, setiap pihak bisa memainkan peran sesuai kapasitasnya. Pemerintah hadir dengan regulasi dan anggaran, kampus memberikan inovasi berbasis riset, sementara dunia usaha menghadirkan investasi serta eksekusi di lapangan.
“Kami tidak ingin pembangunan berhenti di atas kertas. Triple Helix harus jadi alat kerja nyata. Dengan sinergi ini, kita bisa menurunkan angka kemiskinan dari 11 persen ke 9 persen dan membuka peluang ekonomi baru,” ujar Mas Rio saat memimpin rapat di Kantor Bapperida Situbondo, Kamis (2/10/2025).
Sebagai fasilitator, Pemkab Situbondo disebut Mas Rio sudah menyiapkan sejumlah program konkret. Salah satunya Vorsa UMKM, sebuah insentif khusus yang membebaskan bunga dan biaya administrasi bagi pelaku UMKM. Skema ini diharapkan mendorong partisipasi aktif sektor usaha untuk tumbuh bersama masyarakat.
“APBD punya keterbatasan. Karena itu, kemitraan adalah jalan keluar. Kita ingin program pembangunan punya dampak langsung, bukan sekadar formalitas,” tegasnya.
Selain menggandeng dunia usaha, Pemkab Situbondo juga memperkuat jejaring dengan perguruan tinggi. Mas Rio mengaku bersyukur atas kerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember.
“Ini terasa seperti pulang ke rumah. Ilmu yang saya peroleh dulu kini bisa saya kembalikan dalam bentuk pengabdian nyata untuk masyarakat Situbondo. MoU dengan kampus bukan hanya simbolis, tapi harus melahirkan program riil,” ungkapnya.
Baca Juga : Unisba Blitar Bentuk Generasi Accountpreneur Muda Berwawasan Lingkungan dan Digital
Menurutnya, kolaborasi dengan dunia akademik bisa menghasilkan data, riset, serta inovasi yang lebih terukur. Hal ini sangat penting untuk mendukung kebijakan berbasis bukti, terutama dalam merancang strategi pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan.
Langkah tersebut sejalan dengan visi besar pasangan Bupati dan Wakil Bupati Situbondo, Mas Rio dan Mbak Ulfi, yang menekankan pembangunan inklusif berbasis kebersamaan lintas sektor. Mereka berkomitmen menghadirkan pemerintahan yang tidak bekerja sendiri, tetapi merangkul semua elemen untuk Situbondo yang lebih maju.
Dengan pola Triple Helix ini, Pemkab Situbondo berharap tercipta ekosistem pembangunan yang lebih adaptif, partisipatif, dan berkelanjutan. “Kunci Situbondo bangkit ada di kebersamaan. Pemerintah, kampus, dan dunia usaha harus berjalan seirama,” pungkas Mas Rio.