Dari Ngadirejo, Wali Kota Blitar Mas Ibin Gerakkan Kebangkitan Budidaya Tembakau untuk Angkat Ekonomi Petani
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Yunan Helmy
11 - Nov - 2025, 03:09
JATIMTIMES – Udara siang di Kelurahan Ngadirejo, Senin (10/11/2025), terasa berbeda. Di halaman rumah H Buchori, deretan alat pertanian berjejer rapi, mulai dari cultivator Yanmar, hand sprayer elektrik, hingga gembor-gembor baru.
Di hadapan para petani yang mengenakan seragam hijau tua, Wali Kota Blitar H Syauqul Muhibbin, atau akrab disapa Mas Ibin, menyerahkan bantuan sarana pendukung budidaya tembakau. Momen itu menandai langkah baru bagi kebangkitan ekonomi petani Blitar melalui semangat menghidupkan kembali budidaya tembakau.
Baca Juga : Akhir Pekan Ini Ada IJMC, Ayo Ramai-Ramai ke Jember
“Selama sepuluh tahun, budidaya tembakau di Kota Blitar sempat vakum. Hari ini, kita hidupkan kembali tradisi itu dengan pendekatan ilmu dan teknologi,” ujar wali kota Blitar dalam sambutannya pada acara Pelatihan Budidaya Tanaman Tembakau yang digelar Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar.
Mas Ibin menegaskan, budidaya tembakau bukan sekadar nostalgia agraris, melainkan bagian dari strategi besar pembangunan ekonomi kerakyatan di Blitar. Kota Proklamator, katanya, tidak hanya dikenal karena nilai sejarah dan budayanya, tetapi juga karena potensi agroklimat yang cocok untuk berbagai komoditas pertanian unggulan, termasuk tembakau.
“Tembakau adalah warisan ekonomi yang telah menjadi bagian dari rantai usaha rakyat, dari hulu hingga hilir,” ucapnya. Mas Ibin menambahkan, Pemerintah Kota Blitar ingin memastikan tradisi menanam tembakau berjalan seiring dengan inovasi, efisiensi, dan keberlanjutan.

Hilirisasi dan Kemandirian Petani
Dalam pelatihan yang dihadiri puluhan petani dari Gapoktan Setia Kawan, Wali Kota menekankan pentingnya hilirisasi dalam sektor pertanian. Menurutnya, tembakau tidak boleh lagi berhenti pada tahap panen daun mentah. Petani harus mampu naik kelas melalui proses pengolahan yang memberi nilai tambah ekonomi.
“Kami ingin agar hasil panen petani Blitar tidak hanya dijual mentah. Dengan pengolahan, tembakau bisa menjadi fondasi ekonomi daerah yang tangguh dan membuka lapangan kerja baru,” tutur Mas Ibin.
Ia juga menyinggung pentingnya membangun brand tembakau khas Blitar dengan cita rasa dan aroma yang berbeda, agar mampu bersaing di pasar nasional dan berpeluang menjadi pemasok bahan baku bagi pabrik besar seperti PT HM Sampoerna dan Gudang Garam.
Selain nilai ekonomi langsung, sektor ini berpotensi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Dana ini, kata Wali Kota, akan kembali disalurkan untuk kesejahteraan masyarakat, termasuk penguatan infrastruktur pertanian.
“Kita manfaatkan DBHCHT bukan hanya untuk bantuan, tapi juga untuk investasi jangka panjang di sektor pertanian. Ini demi kesejahteraan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Sinergi Pemerintah dan Industri
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar, drh. Dewi Masitoh, menjelaskan bahwa program ini merupakan bentuk kolaborasi antara pemerintah daerah dan sektor industri. DKPP menggandeng perusahaan pemasok bahan baku tembakau untuk pabrik rokok Sampoerna guna memberikan pelatihan teknis dan pendampingan lapangan kepada petani.
“Kami ingin menghidupkan lagi semangat menanam tembakau yang sudah vakum sekitar lima tahun terakhir.Selama ini, petani sebenarnya senang menanam tembakau. Tapi mereka butuh kepastian pemasaran. Itulah sebabnya kami fasilitasi kemitraan dengan industri,” ujarnya.
Dewi menambahkan, dalam kegiatan ini DKPP memberikan bantuan alat pertanian, seperti cultivator, hand sprayer elektrik, dan perlengkapan budidaya lainnya. Pemerintah juga menyiapkan lahan demplot seluas 125 ru yang disewakan kepada petani selama satu tahun untuk uji coba penanaman kembali.
“Kami sediakan benih, alat, dan lahan. Nanti akan kita evaluasi hasilnya. Kalau berhasil, kita dorong petani agar menanam kembali dengan dukungan pasar yang jelas,” ujarnya.
Ia menegaskan, potensi tembakau di Ngadirejo cukup besar karena kualitas tanah dan kondisi iklim yang mendukung. Beberapa tahun lalu, kawasan ini pernah menjadi sentra tembakau lokal sebelum petani beralih ke tanaman lain akibat rendahnya harga jual.

Pelatihan dan Pendampingan Berkelanjutan
Baca Juga : Puasa Berapa Hari Lagi? Ini Perkiraan Awal Ramadan 2026
Pemateri pelatihan ini, Eko Abdurahman, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari program kemitraan berkelanjutan antara perusahaan dan DKPP Kota Blitar. Ia menegaskan, setiap tahap budidaya akan didampingi oleh tenaga lapangan yang telah dilatih secara khusus.
“Kita tidak hanya berhenti pada teori. Setiap kelompok tani akan mendapat pendampingan dari petugas lapangan yang memahami teknik budidaya modern.Tujuannya agar kualitas panen tembakau Blitar setara dengan daerah penghasil tembakau unggulan seperti Kediri," jelasnya.
Eko menyebutkan, jenis tembakau yang akan dikembangkan di Blitar adalah varietas “bucket oriental”, jenis tembakau rajangan halus yang banyak digunakan industri rokok kelas premium. Ia optimistis, jika program ini berjalan konsisten, Kota Blitar bisa menjadi sentra baru tembakau oriental di Jawa Timur.

Dari Ngadirejo, Semangat Baru Pertanian Kota Blitar
Para petani tampak antusias mengikuti pelatihan. Mereka mendengarkan dengan saksama paparan teknis budidaya, mulai dari pembibitan, pengolahan tanah, hingga pascapanen.
Di akhir acara, Wali Kota Blitar bersama kepala OPD terkait berfoto bersama para petani dan narasumber. Suasana hangat terasa ketika Mas Ibin berjabat tangan dengan salah satu petani senior, disambut tepuk tangan meriah dari para peserta.
“Mari kita jadikan momentum ini sebagai awal kebangkitan ekonomi pertanian Blitar. Dengan semangat gotong royong dan inovasi, kita bisa menjadikan tembakau sebagai komoditas unggulan yang menghidupi banyak keluarga,” tutup Mas Ibin.
Kegiatan pelatihan ini menjadi simbol bagaimana kebijakan pembangunan di tingkat lokal dapat berdampak langsung pada masyarakat. Dari Ngadirejo, geliat kebangkitan petani tembakau mulai terasa, tidak hanya dalam bentuk bantuan fisik, tetapi juga melalui transfer pengetahuan, dukungan pasar, dan kemitraan industri.
Pemerintah Kota Blitar, melalui program seperti ini, menegaskan komitmennya untuk menumbuhkan ekonomi dari bawah: membangun kemandirian petani dan menggerakkan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal.

Ngadirejo hari ini mungkin hanya satu titik kecil di peta Kota Blitar. Namun dari sinilah, optimisme baru sedang tumbuh, sebatang demi sebatang daun tembakau menjadi simbol kebangkitan ekonomi kerakyatan Blitar.
