Melon Hidroponik, Alternatif Pangan dan Ekonomi Baru bagi KWT Kota Blitar

Reporter

Aunur Rofiq

Editor

Yunan Helmy

13 - Nov - 2025, 01:19

Kepala DKPP Kota Blitar Dewi Masitoh. (Foto: Diskominfotik Kota Blitar)

JATIMTIMES — Pemerintah Kota Blitar melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) terus memperkuat kemandirian pangan perkotaan dengan memanfaatkan teknologi pertanian modern. Salah satunya melalui pelatihan budidaya melon hidroponik yang akan diikuti sejumlah kelompok wanita tani (KWT) di tiga kecamatan Kota Blitar. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, mulai 18 hingga 20 November 2025.

Kepala DKPP Kota Blitar Dewi Masitoh mengatakan pelatihan ini merupakan kelanjutan dari berbagai program pemberdayaan KWT yang sebelumnya fokus pada tanaman hias, sayur mayur, dan tembakau. Kali ini, menurut Dewi, peserta akan dibekali kemampuan menanam melon secara hidroponik sebagai alternatif pertanian bernilai ekonomi tinggi, meskipun lahan yang tersedia terbatas.

Baca Juga : Unisba Blitar dan SMK Islam Kanigoro Kembangkan Model Silap Tikar Berbasis Website untuk Cegah Kekerasan di Sekolah

“Pelatihan budidaya melon hidroponik akan kami laksanakan selama tiga hari, tanggal 18, 19, dan 20 November 2025. Sebelumnya, kami sudah melakukan sosialisasi kepada para KWT yang akan mengikuti kegiatan ini,” jelas Dewi.

Dalam pelatihan tersebut, Dewi menambahkan, peserta akan memperoleh materi terkait optimalisasi penggunaan greenhouse untuk menciptakan lingkungan tanam yang terkendali. Teknik ini diyakini mampu meningkatkan kualitas hasil panen, melindungi tanaman dari cuaca ekstrem, dan meminimalkan risiko serangan hama serta penyakit.

Melon hidroponik, kata Dewi, kini menjadi komoditas yang digemari masyarakat karena sejumlah keunggulan. Selain rasa yang manis dan renyah, tanaman ini memiliki produktivitas tinggi, siklus pertumbuhan cepat, serta lebih ramah lingkungan karena penggunaan pestisida yang lebih minim.

“Teknologi pertanian modern ini memungkinkan tanaman tumbuh optimal meski di lahan sempit, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi para petani wanita,” imbuh Dewi.

Pelatihan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan keterampilan KWT dalam menerapkan sistem hidroponik, tetapi juga mendorong kemandirian pangan di perkotaan. DKPP menargetkan program ini dapat menjadi percontohan bagi kelompok masyarakat lain, sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal melalui pendekatan modern dan inovatif.

Baca Juga : Dinsos-P3AP2KB Kota Malang Roadshow Anti Bullying Bersama Jaksa dan Polisi di 6 Sekolah

Selain aspek teknis, Dewi menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Dukungan ini, menurutnya, akan memperluas dampak program, mulai dari peningkatan produksi hingga nilai ekonomi yang dapat diperoleh peserta.

“Dengan pelatihan ini, kami berharap para KWT dapat menjadi agen perubahan di lingkungannya, memanfaatkan lahan sempit secara produktif, dan menambah sumber pendapatan keluarga,” pungkas Dewi.

Program ini menjadi bagian dari upaya strategis Pemkot Blitar dalam mendorong pembangunan berbasis ekonomi kerakyatan dan inovasi pertanian perkotaan. Melalui langkah-langkah nyata seperti pelatihan melon hidroponik, pemerintah menunjukkan komitmennya meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus memperkuat ketahanan pangan kota.