Pemkab Blitar Perkuat Petani Tembakau Lewat Penyaluran Alsintan DBHCHT 2025
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Nurlayla Ratri
18 - Nov - 2025, 02:48
JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten Blitar terus memperkuat sektor pertanian tembakau melalui program Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2025. Salah satu agenda utama tahun ini adalah penyaluran alat dan mesin pertanian (alsintan) yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi budidaya dan mendukung modernisasi proses produksi di tingkat petani.
Plt Kepala Bidang Sarana Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar, Siswoyo Adi Prasetyo, menjelaskan bahwa tahapan pengadaan alsintan kini memasuki proses finalisasi. Ia menyampaikan bahwa pengadaan hand tractor dan cultivator masih berjalan dan menjadi satu-satunya kegiatan DBHCHT yang belum terealisasi. Meski begitu, ia memastikan bahwa seluruh peralatan akan disalurkan pada Desember 2025. “Untuk saat ini masih proses pengadaan. Penyalurannya insyaallah dilakukan akhir tahun,” ujarnya dalam wawancara pada Senin (17/11/2025).
Baca Juga : Wali Kota Mas Ibin Buka Forum Satu Data, Tegaskan Pentingnya Evidence-Based Policy di Kota Blitar
Alsintan tersebut ditujukan bagi kelompok tani tembakau yang tersebar di Kecamatan Selopuro, Talun, serta beberapa kecamatan lainnya yang menjadi sentra budidaya tembakau. Menurut Siswoyo, penetapan sasaran dilakukan berdasarkan kebutuhan lapangan dan analisis produktivitas wilayah. Ia menegaskan bahwa dukungan alsintan ini diprioritaskan bagi petani tembakau agar kegiatan budidaya mereka dapat berjalan lebih efektif.
Dalam penjelasannya, Siswoyo menyebut bahwa penggunaan mesin pertanian akan membantu petani mempercepat pengolahan lahan sekaligus mengurangi beban biaya produksi. Dengan teknologi yang lebih efisien, petani dapat mengoptimalkan waktu tanam yang sering bergantung pada kondisi cuaca. “Harapannya dengan adanya bantuan ini proses budidaya bisa lebih maksimal, mulai dari persiapan lahan, penanaman, hingga pasca panen,” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa modernisasi melalui DBHCHT ini bagian dari strategi peningkatan kualitas tembakau Blitar. Menurutnya, kualitas menjadi kunci agar tembakau lokal memiliki daya saing tinggi di pasar industri rokok nasional. Siswoyo mengungkapkan bahwa produsen tembakau sudah mulai melirik kembali tembakau khas Blitar, terutama varietas Selopuro yang dikenal memiliki aroma kuat dan karakter daun yang khas. “Banyak produsen yang menaruh perhatian pada tembakau Blitar. Karena itu kualitasnya harus terus kita perbaiki,” katanya.
Selain mendukung peningkatan kualitas, Siswoyo menekankan bahwa bantuan alsintan diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi langsung bagi petani. Dengan beban kerja yang lebih ringan, biaya produksi menurun, dan kualitas hasil meningkat, pendapatan petani diperkirakan ikut terdongkrak. Ia menyebut bahwa DBHCHT menjadi instrumen penting bagi pemerintah daerah untuk menghadirkan intervensi nyata guna memperbaiki kesejahteraan petani tembakau. “Intinya adalah meningkatkan perekonomian petani tembakau yang ada di Blitar,” ujarnya.

Program DBHCHT tahun ini sekaligus melanjutkan komitmen jangka panjang pemerintah daerah dalam menjaga keberlanjutan tembakau sebagai komoditas unggulan Blitar. Siswoyo menjelaskan bahwa dukungan terhadap petani tidak hanya berhenti pada pemberian alsintan, tetapi juga mencakup pembinaan, perluasan akses sarana produksi, dan peningkatan kapasitas melalui berbagai pelatihan.
Baca Juga : Rapat Dengar Pendapat, DPTSP Sebut Perumahan di Antirogo Sesuai Regulasi
Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah ingin mendorong pertanian tembakau menjadi lebih modern dan berkelanjutan. Menurutnya, modernisasi tidak hanya soal peralatan, tetapi juga perubahan cara pandang petani terhadap efisiensi budidaya. “Kami ingin petani tembakau di Blitar naik kelas, bekerja dengan standar yang jelas dan hasil yang terukur,” ujarnya.
Dengan dukungan teknologi pertanian, jaringan pemasaran yang semakin terbuka, serta perhatian produsen rokok pada tembakau Blitar, ia optimistis petani dapat merasakan manfaat besar dalam beberapa tahun ke depan. Ia bahkan menyampaikan keyakinannya secara terbuka. “Kalau riset ini konsisten dan diterapkan, kesejahteraan petani akan meningkat. Itu target yang ingin kami pastikan tercapai,” katanya.
Penyaluran alsintan pada akhir 2025 nanti diharapkan menjadi tonggak baru bagi para petani tembakau di Blitar. Langkah ini bukan hanya bentuk dukungan teknis, tetapi juga investasi jangka panjang pemerintah untuk memperkuat ekonomi lokal dan menjaga tradisi pertanian tembakau yang telah menjadi identitas wilayah. Melalui DBHCHT, Pemkab Blitar menunjukkan komitmen bahwa modernisasi pertanian harus dimulai dari petani, dari desa, dan dari alat-alat kerja yang mendukung mereka.
