JATIMTIMES - Hujan deras yang mengguyur di wilayah Kecamatan Sine Kabupaten Ngawi pada Kamis (23/03/2023) malam sekitar pukul 20.00 WIB hingga 23.00 WIB menyebabkan tanah longsor yang menerjang sejumlah rumah warga.
Sebanyak empat rumah warga Desa Poncol dan Desa Wonosari Kecamatan Sine rusak parah.
Baca Juga : BI Kediri Gelontorkan Rp 5,1 Trilliun untuk Layanan Tukar Uang Baru Jelang Lebaran
Bahkan satu rumah milik Budi wagiman, usia 67 tahun, warga Dusun Kesumorejo RT/RW 008/002, Desa Pocol, nyaris ambruk usai diterjang longsoran tanah dari atas bukit. Beruntung tidak menyebabkan korban jiwa, namun harta benda milik korban turut tertimbun longsor.
Selain itu, longsor juga menerjang bangunan dapur milik Sutiyem, 69 tahun, warga Dusun Ngadiluwih RT/RW 01/03 Desa Wonosari, bangunan dapur milik Sartono, 62 tahun, warga Dusun Kesumorejo rt/rw 008/002 Desa Pocol, serta bangunan kandang kambing milik Mitro Minu, 70 tahun, warga Dusun Kesumorejo RT/RW 08/02 Desa Pocol.
Camat Sine Fuad Misbahuddin Fahmi membenarkan jika empat bangunan rumah milik warganya rusak diterjang tanah longsor. Pihaknya juga memastikan tidak ada korban jiwa dan telah berupaya melakukan pertolongan. Selain meminta warga yang bermukim di wilayah rawan longsor untuk mengungsi sementara waktu demi keselamatan bersama.
"Karena curah hujan masih tinggi, khawatir akan terjadi tanah longsor susulan. Karenanya kami minta warga yang bermukim di wilayah rawan longsor untuk mengungsi sementara waktu demi keselamatan bersama," terang Fuad.
Sejumlah warga dengan dibantu petugas gabungan TNI Polri dan BPBD Ngawi serta relawan telah melakukan pembersihan material longsor.
Baca Juga : Viral Sekelompok Remaja Ganggu Seseorang yang Hendak Berjualan, Berujung Dihampiri Polisi
Sementara salah satu warga yang bermukim di sekitar Gunung Tangis Kecamatan Sine, Pathok menyampaikan longsor terjadi akibat ulah penggarap lahan tak bertanggung jawab karena telah melakukan alih fungsi lahan untuk pemakaman menjadi lahan pertanian.
Terlebih penggarap lahan sering mematikan rumput dengan cara menyemprot obat rumput yang mengakibatkan rumput membusuk sampai akar sehingga kondisi tanah tidak ada yang mengikat hingga rawan tanah longsor.
"Saya selaku masyrakat sudah sering mengingatkan, namun tak dihiraukan penggarap lahan. Padahal di pinggiran tebing banyak tiyang listrik bertegangan tinggi. Pemerintah Desa cenderung pembiaran tak ada himbauan kepada penggarap lahan," ungkap Pathok dengan nada kesal.