Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Ketua Umum PBNU Ajak Warga NU Tak Persoalkan Silsilah Keturunan Nabi Muhammad

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Yunan Helmy

01 - Jun - 2023, 12:13

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (foto: TikTok)
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (foto: TikTok)

JATIMTIMES - Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya mengajak warga NU agar tak mempersoalkan silsilah Ba'alawy dari keturunan Nabi Muhammad SAW. 

Menurut Gus Yahya, akhir-akhir ini ada yang meragukan silsilah Ba'alwy keturunan Nabi Muhammad SAW. Beberapa keraguan itu disebutkan misalnya karena tidak ada catatan selama 400 tahun tentang sambungan silsilah Ba'alwy kepada Nabi Muhammad SAW. 

Baca Juga : Andalkan Soto, Kelurahan Tamanan Digagas Jadi Zona Kuliner Halal dan Sehat Kota Kediri

 

"Tapi apa pun yang dikatakan orang, kita melihat bukti-bukti barokah, bukti-bukti barokah dari zuriyah Ba'alwy. Kita merasakan sendiri. Ini semua santri kan, ngaji semua di pondok kan? Semuanya merasakan barokahnya Sulam Safinah. Ini ta'lim dari Syekh Sayyid Salim bin Sumer Al Ba'alwy," kata Gus Yahya, dikutip akun TikTok @nulumajang, Kamis (1/6/2023). 

Bahkan, Gus Yahya menyehut kiai-kiai sampai sekarang juga masih memegangi kitab yang sangat terkenal berupa kumpulan fatwa, yakni Buwiyatul Musytarsyidin.  "Ini ta'lim dari Syekh Al Habib Abdurrahman Ba'alwy. Kita merasakan sendiri barokahnya. Dan untuk itu, tidak perlu dan catatan yang urut, apalagi catatan silsilah yang urut," jelas Gus Yahya. 

Lebih lanjut, Gus Yahya juga menyebut beberapa catatan silsilah kiai dipastikan hilang. "Catatan silsilahnya Kiai Husni aja udah hilang. Di atasnya itu siapa, udah ndak tau. Tapi kita yakin bahwa Kiai Husni ini min Quraisy. Kenapa? Kita merasakan atsar barokahnya," tandas Gus Yahya. 

"Bung Karno, kita yakin min Quraisy. Karena kita merasakan atsar barokahnya. Bagaimana mungkin? Barokah dari proklamator NKRI ini bisa kita rasakan sampai sekarang kalau tidak ada barokah dari min Quraisy sebagai aimmatul muslimin," imbuh Gus Yahya. 

Gus Yahya juga membandingkan kasus silsilah itu dengan hadis nabi. Menurut dia, hadis nabi saja baru dikompilasi 200 tahun setelah Nabi Muhammad wafat. 

"Bukan berarti tidak ada riwayat. Walaupun 200 tahun setelah Nabi Muhammad wafat dan tidak ada catatan tentang hadis, bukan berarti tidak ada riwayat. Walaupun 400 tahun tidak ada catatan tentang urutan silsilah Ba'alwy, bukan berarti tidak ada silsilah," ungkapnya. 

Oleh karena itu, Gus Yahya mengajak semua warga Nahdliyin agar tidak perlu mempersoalkan silsilah tersebut. Sebab,  masing-masing dari warga Nahdliyin telah merasakan sendiri barokah Ba'alwy. 

"Kita yakin bahwa Ba'alwy adalah keturunan dari Rasulullah SAW karena kita merasakan barokahnya. Kalau ada yang tanya mana catatan silsilahnya, kita tidak butuh catatan silsilah. Kenapa? Karena kita sudah menyaksikan sendiri seumur hidup, sepanjang sejarah, barokah daru nudfah nubuwah itu untuk umat ini," pungkas Gus Yahya. 

Sebelumnya, heboh pernyataan dari ulama Yogyakarta bernama lengkap KHMuhammad Fuad Riyadi atau Gus Fuad Plered. Dalam pernyataannya, Gus Fuad mengatakan tentang bagaimana memilih guru yang benar untuk belajar agama. 

Selain itu, pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Fatihah, Plered, Bantul, Yogyakarta, itu juga memberikan pemahaman bahwa orang-orang yang memiliki garis keturunan langsung dengan Nabi Muhammad SAW bukan serta merta menjadi orang yang otomatis menjadi ulama dan harus dijadikan sebagai panutan.

Baca Juga : Baru Gabung, Gustavo Almeida Akui Siap Dongkrak Arema FC ke Papan Atas

 

Pertama, Gus Fuad memberikan penjelasan bahwa memilih guru yang benar adalah kunci keselamatan seorang muslimin. “Dalam keadaan seperti ini, itu ya mari kita belajarnya kepada kiai-kiai kita, ulama-ulama kita yang sudah turun-temurun,” kata Gus Fuad. 

Lalu, ia memberikan contoh kepada masyarakat di Kalimantan Selatan (Kalsel) agar lebih mengedepankan belajar ilmu agama kepada lembaga pendidikan yang menjadi warisan Muhammad Zaini Abdul Ghani alias Guru Sekumpul atau keturunan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.

“Orang Kalsel itu wajib belajarnya kepada ulama-ulama, dzuryiyahnya Syekh Arsyad al-Banjari atau santri-santrinya Guru Sekumpul. Itu lho kalau mau aman. Dan itu sudah terbukti berabad-abad. Bahkan pusat kewalian dunia sekarang ada di Kalimantan Selatan, sekarang ada di Martapura, ada di Sekumpul,” ujarnya.

Pemaparannya ini, menurut Gus Fuad Plered, dijelaskan agar masyarakat Indonesia khususnya umat Islam tidak salah memilih guru agama dan menjadi liar serta tidak sesuai dengan syariat dan ajaran Rasulullah Muhammad SAW.

“Makanya berkali-kali saya tegas menyampaikan. Itu bukan karena (maksud) apa-apa, karena kita itu berkewajiban menjaga umatnya Rasulullah,” tuturnya.

Ia menilai bahwa pewaris para nabi adalah ulama. Lantas siapa yang disebut ulama, yakni orang-orang yang mengamalkan akhlak-akhlak Rasulullah SAW. Sekalipun seorang keturunan Rasulullah, jika tidak mengamalkannya, dia tidak sesuai dengan kategori ulama tersebut.

“Karena mereka berakhlak mulia seperti Rasulullah. Mereka-lah yang mengamankan bumi. Bukan asal bawa darahnya aja,” tandasnya.

Lalu Gus Fuad Plered itu menyatakan bahwa pernyataan yang disampaikan bukan bertujuan untuk memberikan stigma negatif kepada label habib atau keturunan Rasulullah SAW. Tetapi sebagai peringatan bahwa keturunan Rasulullah tidak serta merta menjadi jaminan sebagai contoh yang baik bagi umat Islam.


Topik

Peristiwa


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Lamongan Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Yunan Helmy