JATIMTIMES - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur (Jatim) menggelar peningkatan kapasitas kebencanaan di tiga pondok pesantren di Kabupaten Malang. Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Hikmah Bafaqih.
Ajang yang sekaligus sebagai aksi nyata upaya perwujudan Pesantren Tangguh Bencana (Pestana) tersebut berlangsung dalam sepekan ini, Selasa-Sabtu (11-15/11/2025).
Baca Juga : Awas! BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di 38 Wilayah Jatim hingga 19 November
Kegiatan bertajuk Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) ini dilangsungkan secara maraton di Ponpes An-Nur 3 Bululawang, Ponpes Salafiyah Shirothul Fuqoha' Gondanglegi dan Pendidikan Ponpes Islam (PPPI) Al-Hikmah Tumpang, Kab. Malang.
Selain pengenalan potensi bencana dan strategi penanganannya, pelatihan yang digelar sebagai tindaklanjut lahirnya Keputusan Gubernur Jatim tentang Tim Pesantren Tangguh Bencana (Pestana) Prov. Jatim ini juga ditandai dengan simulasi evakuasi bencana gempa bumi dan pemadaman kebakaran.
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Hikmah Bafaqih yang hadir bersama Plt. Kabid PK BPBD Jatim Dadang Iqwandy dalam acara ini menegaskan, pelaksanaan SPAB di tiga pondok pesantren ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para santri, ustadz dan ustadzah agar bisa lebih awaraness terhadap bencana.
Konsepnya, ditekankan pada disaster risk reduction atau pengurangan risiko bencana. "Kita tidak ingin lagi ada bencana di pesantren. Karenanya, pola pikir dan pola tindak kita harus sesuai dengan ketangguhan bencana," ungkap Hikmah Bafaqih.
Plt. Kabid PK BPBD Jatim yang juga selaku Koordinator Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Tim Pestana Jatim Dadang Iqwandy menambahkan, ada tiga pilar utama yang ditekankan dalam kegiatan SPAB ini. Yakni, fasilitas pendidikan aman bencana, managemen penanggulangan bencana dan pendidikan pengurangan risiko bencana.
"Selain itu, juga dilakukan assessment terhadap bangunan yang ada di lingkungan pondok pesantren. Harapannya, agar bisa diidentifikasi lebih awal hal-hal yang dimungkinkan berisiko menimbulkan bencana," harapnya.
Ia juga mengungkapkan, berdasar data Kemenag Jatim, jumlah pondok pesantren di Jatim sebanyak 7.347 unit, dengan santri sekitar 297.506 orang. Dengan jumlah pondok sebanyak itu, maka perlu dukungan dari berbagai pihak agar target capaian Pestana ke depan bisa lebih cepat.
Baca Juga : Laga Uji Nyali Segera Berlangsung! Timnas Indonesia U-23 Hadapi Mali, Pembuktian Menuju SEA Games 2025
Pengasuh Ponpes An-Nur 3 Bululawang, Gus Taufiqurrahman, mengaku sangat berterima kasih dengan adanya pelatihan SPAB di pondoknya.
Sebab, dengan kegiatan ini, para santri dan ustadz maupun ustadzah bisa memahami upaya kesiapsiagaan terhadap bencana. Utamanya, banjir dan angin kencang yang biasa terjadi di sekitar pesantren.
"Kami menyampaikan terimakasih kepada BPBD Jatim, Bu Hikmah selaku anggota DPRD Jatim dan para fasilitator yang telah melatih para santri. Kami yakin, pengetahuan ini sangat bermanfaat dalam mendukung upaya kesiapsiagaan di lingkungan pesantren kami," ujarnya.
Syahrul Mubarok, salah satu santri yang terpilih sebagai Ketua Tim Siaga Bencana Sekolah (TSBS) juga mengaku senang dengan pelatihan yang diterima. "Dengan edukasi yang diberikan kepada para santri, akhirnya kami tahu dan lebih siaga terhadap bencana," tandasnya.
Sebagai informasi, hadir juga dalam kesempatan ini, Tim BPBD Kabupaten Malang, relawan SRPB Jatim selaku fasilitator dan tim Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena) BPBD Jatim.
