JATIMTIMES - Bupati Jember Muhammad Fawait SE. MSc., Minggu (15/12/2025) menutup rangkaian acara Bunga Desaku (Bupati Ngantor Di Desa dan Kelurahan) tahun 2026 dengan mengunjungi Puskesmas (PKM) Kecamatan Tempurejo.
Dalam kunjungannya ini, Bupati memberikan pemaparan tentang program UHC (Universal Health Coverage), layanan kesehatan masyarakat, serta program tahun 2026 mendatang tentang layanan PKM, dihadapan puluhan tenaga medis PKM Tempurejo dan Pustu Curah Kalong.
Baca Juga : Sakit Gigi Tak Boleh Diremehkan: Simak Penjelasan Lengkap Dokter Bedah Mulut dan Maksilofasial RSI Unisma
"Program UHC tidak hanya memberi manfaat pemberian layanan pengobatan gratis kepada masyarakat, tapi juga untuk meningkatkan kapitasi Puskesmas, sehingga kedepan Puskesmas sebagai BLUD, bisa mandiri dan tidak tergantung pada bantuan anggaran dari Dinas Kesehatan," ujar Bupati.
Bupati juga menyatakan, bahwa jumlah tenaga medis di Puskesmas yang ada di Jember, bisa dikatakan terlalu banyak, bahkan ada Puskesmas yang jumlah tenaga medis dan karyawannya mencapai 100 lebih, hal ini tentu menjadi PR baginya.
"Jumlah tenaga medis di Puskesmas memang terlalu banyak, kalau boleh dikatakan, sangat Jumbo, sampai ada yang menyindir, jumlah tenaga medis di Puskesmas ngalah-ngalahi rumah sakit type C, ini kan juga tidak bagus," ujarnya.
Untuk mengantisipasi hal ini, tahun 2026 pihaknya melarang Puskesmas melakukan rekrutmen, dan tenaga medis yang ada, akan dioptimalkan pada program home Care, dimana tenaga medis turun gunung dengan memberikan dan memantau kesehatan masyarakat dari rumah ke rumah.
Selain itu, Bupati juga menekankan, agar tahun 2026 nanti, seluruh Puskesmas di Jember sudah melakukan perubahan, perubahan bukan pada fisik, tapi fasilitas yang diberikan kepada pasien.
Baca Juga : Tips Menentukan Kapasitas AC Berdasarkan Ukuran Ruangan Rumah Anda
"Ruang rawat inap pasien, harus lebih bagus dari ruang Kapus (Kepala Puskesmas) lebih bagus dari Aula, maupun ruang administrasi," paparnya.
Bukan hanya itu, Bupati juga meminta, adanya program UHC, dan tenaga medis masuk desa bi mengurangi dan menekan angka kematian AKI dan AKB. (*)
